
Banyak hal yang mempengaruhi naik dan turunnya harga Bitcoin selama perjalanannya yang dimulai pada 2009. Bahkan pada tahun tersebut ketika pertama kali diperkenalkan Bitcoin tidak berharga. Saat ini harga Bitcoin sudah menyentuh level tertingginya dalam dua tahun terakhir. Hari ini, mata uang kripto paling populer ini melewati US$65.915 atau setara dengan Rp. 1Miliar pada Rabu (06 Maret 2024). Ini merupakan level tertinggi Bitcoin sejak November 2021 ketika mencapai rekor di bawah US$70.000. koin ini terpantau melesat 50% tahun ini, yang sebagian besar kenaikan terjadi dalam beberapa minggu terakhir, ketika volume perdagangan bitcoin di AS melonjak.
Transaksi di bursa bitcoin AS mengalami lonjakan. Hal ini menciptakan harapan baru untuk investor besar di negara tersebut. Sementara itu pesaing bitcoin, ethereum juga terkena sentimen positif karena spekulasi bahwa dana yang diperdagangkan di bursa kripto.
Bitcoin telah menjadi fenomena keuangan yang menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia. Harga Bitcoin telah menunjukkan volatilitas yang signifikan, dengan tren umum yang cenderung naik dalam jangka panjang. Namun, apa sebenarnya yang mempengaruhi kenaikan harga Bitcoin secara konsisten? Artikel ini akan membahas beberapa faktor kunci yang memengaruhi harga Bitcoin yang terus naik.
Permintaan dan Penawaran:
Konsep dasar ekonomi, permintaan dan penawaran, memiliki dampak besar terhadap harga Bitcoin. Ketika permintaan terhadap Bitcoin meningkat sementara penawaran tetap konstan atau bahkan menurun, harga Bitcoin cenderung naik. Begitu pula sebaliknya, jika penawaran meningkat sedangkan permintaan stagnan, harga Bitcoin bisa turun.
Adopsi Institusional:
Adopsi Bitcoin oleh institusi keuangan besar telah menjadi salah satu faktor pendorong utama kenaikan harga. Ketika perusahaan besar, dana lindung, dan investor institusional lainnya memasukkan Bitcoin ke dalam portofolio mereka, ini menciptakan tekanan permintaan yang signifikan yang mendorong harga naik.
Pengakuan dan Legitimasi:
Semakin banyak lembaga keuangan, regulator, dan tokoh-tokoh terkemuka yang mengakui dan melegitimasi Bitcoin sebagai aset investasi yang sah, semakin banyak pula kepercayaan dan minat masyarakat pada Bitcoin. Pengakuan ini menciptakan dorongan positif bagi harga Bitcoin.
Ketidakstabilan Mata Uang Fiat:
Ketidakstabilan dan ketidakpastian ekonomi global sering kali memicu peningkatan minat terhadap Bitcoin sebagai aset safe haven. Ketika nilai mata uang fiat turun atau ada kekhawatiran tentang inflasi, investor mencari aset alternatif yang lebih stabil, seperti Bitcoin, yang dapat mengakibatkan kenaikan harga.
Teknologi dan Inovasi:
Pengembangan teknologi blockchain dan inovasi terkait Bitcoin dapat memengaruhi persepsi pasar terhadap nilai jangka panjang dari mata uang digital ini. Peningkatan dalam keamanan, skalabilitas, dan fungsionalitas dapat memicu minat baru dan dorongan bagi harga Bitcoin.
Pasar Spekulatif:
Seperti halnya aset-aset keuangan lainnya, pasar Bitcoin juga dipengaruhi oleh spekulasi. Berita positif atau negatif, ramalan harga, dan sentimen pasar dapat memicu perubahan cepat dalam harga Bitcoin karena investor bereaksi terhadap informasi baru.
Regulasi dan Kebijakan Pemerintah:
Regulasi yang ketat atau liberalisasi yang lebih besar terhadap Bitcoin oleh pemerintah dan regulator dapat memengaruhi harga. Tindakan atau pernyataan dari pemerintah yang mendukung atau menentang penggunaan Bitcoin dapat mempengaruhi sentimen pasar dan harga.
Kombinasi faktor-faktor di atas bersama-sama memengaruhi harga Bitcoin. Perlu dicatat bahwa pasar Bitcoin sangat dipengaruhi oleh psikologi pasar dan persepsi nilai, sehingga harga bisa sangat fluktuatif dalam jangka pendek. Meskipun demikian, dengan pertumbuhan adopsi dan penerimaan yang terus berlanjut, banyak pengamat pasar yakin bahwa tren jangka panjang Bitcoin cenderung naik.