
Dissociative Identity Disorder adalah kondisi yang membuat pengidapnya mengembangkan satu atau lebih kepribadian alternatif yang diketahui secara sadar maupun tidak. Sebelumnya, gangguan mental ini memiliki banyak sebutan, di antaranya split disorder, multiple personality disorder, dan kepribadian ganda.
Dissociative Identity Disorder (DID), atau yang dikenal juga sebagai gangguan identitas disosiatif, adalah suatu gangguan mental yang ditandai oleh keberadaan dua atau lebih kepribadian yang berbeda, yang seringkali disertai oleh ingatan, perilaku, dan persepsi yang unik untuk masing-masing kepribadian tersebut. Gangguan ini biasanya muncul sebagai hasil dari trauma psikologis yang berat, terutama pada masa kanak-kanak, seperti pelecehan fisik atau seksual, atau kekerasan lainnya.
Berikut adalah beberapa karakteristik dan aspek yang terkait dengan Dissociative Identity Disorder:
- Kepribadian Ganda
Individu dengan DID memiliki dua atau lebih identitas yang berbeda yang dapat muncul secara bergantian. Masing-masing kepribadian dapat memiliki nama, usia, jenis kelamin, kecenderungan, dan bahkan keahlian yang berbeda.
- Peralihan Antar Kepribadian
Proses perpindahan antara satu kepribadian ke kepribadian lainnya disebut “bocornya kepribadian” atau “switching.” Proses ini bisa berlangsung tiba-tiba dan tanpa disadari oleh individu.
- Hilangnya Ingatan (Amnesia)
Individu dengan DID dapat mengalami kehilangan ingatan yang signifikan terhadap periode waktu tertentu atau peristiwa tertentu. Amnesia ini bisa bersifat sebagian atau total.
- Persepsi terhadap Identitas Lain
Masing-masing kepribadian dapat memiliki pandangan, nilai, dan pola pikir yang berbeda terhadap dunia dan diri sendiri. Persepsi dan reaksi terhadap situasi tertentu dapat sangat berbeda antar kepribadian.
- Pengaruh Trauma
Sebagian besar kasus DID dikaitkan dengan pengalaman trauma psikologis yang parah, terutama pada masa kanak-kanak. Trauma tersebut dapat mencakup pelecehan seksual, fisik, atau emosional.
- Diagnosis dan Penanganan
Proses diagnosis melibatkan penilaian oleh profesional kesehatan mental dan melibatkan evaluasi psikologis yang mendalam. Terapi psikoterapi, terutama terapi kognitif perilaku dan terapi EMDR, dapat digunakan sebagai pendekatan pengobatan.
- Kesulitan dalam Kehidupan Sehari-hari
Individu dengan DID dapat mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, dan fungsi sehari-hari lainnya.
- Dukungan Sosial
Dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat sangat penting untuk membantu individu dengan DID mengelola kondisinya.
- Gejala Psikologi yang muncul
Selain itu, orang dengan dissociative identity disorder dapat mengalami gejala psikologis yang juga terjadi pada penyakit mental lain, yakni:
- Sakit Kepala parah dan mengalami nyeri pada tubuh.
- Derealisasi, yakni perasaan bahwa lingkungan di sekitarnya asing atau tidak nyata.
- Eating Disorder, yakni gangguan makan.
- Depersonalisasi, yakni merasa jiwanya terlepas dari raganya.
- Suasana hati mudah berubah dan depresi
- Mudah merasa gelisah hingga mengalami gangguan kecemasan.
- Disosiasi yakni perasaan seakan terlepas dari tubuh dan dunia di sekitarnya.
- Amnesia atau merasakan distorsi waktu.
- Gangguan tidur, seperti sering mengalami mimpi buruk.
- Halusinasi atau persepsi palsu terhadap sesuatu, seperti mendengar suara yang sebenarnya tidak ada.
- Pemakaian obat terlarang dan konsumsi alkohol berlebihan.
- Keinginan melukai diri dan bahkan melakukan percobaan bunuh diri.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu dengan DID memiliki pengalaman yang unik, dan pendekatan pengobatan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing.