Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh yang bersifat ireversibel. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan atau kesempurnaan. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa gen dan hormon, sedangkan faktor eksternal dapat berupa nutrisi, suhu, cahaya, tanah, air, dan kelembapan.
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna bulu, rasa buah, dan sebagainya. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Hewan, tumbuhan, dan manusia yang memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai dengan periode pertumbuhan dan perkembangannya.
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup beragam jenisnya.
Hormon pada tumbuhan
- Auksin, berfungsi untuk memacu perpanjangan sel, merangsang pembentukan bunga, buah, dan mengaktifkan kambium untuk membentuk sel-sel baru.
- Sitokinin, memacu pembelahan sel serta mempercepat pembentukan akar dan tunas.
- Giberelin, merangsang pembelahan dan pembesaran sel serta merangsang perkecambahan biji. Pada tumbuhan tertentu, giberelin dapat menyebabkan munculnya bunga lebih cepat.
- Etilen, berperan untuk menghambat pemanjangan batang, mempercepat penuaan buah, dan menyebabkan penuaan daun.
- Asam absisat berperan dalam proses perontokan daun.
Hormon pada hewan
- Tiroksin, mengendalikan pertumbuhan hewan. Pada katak hormon ini merangsang dimulainya proses metamorfosis.
- Somatomedin, mempengaruhi pertumbuhan tulang.
- Ekdison dan juvenil, mempengaruhi perkembangan fase larva dan fase dewasa, khususnya pada hewan Invertebrata.
Hormon pada manusia
- Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar gondok/tiroid. Hormon ini memengaruhi pertumbuhan,
- perkembangan, dan metabolisme karbohidrat dalam tubuh. Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan mixoedema yaitu kegemukan.
- Hormon pertumbuhan (Growth hormon – GH). Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis bagian depan. Hormon ini disebut juga hormon somatotropin (STH). Peranannya adalah memengaruhi kecepatan pertumbuhan seseorang. Seorang anak tidak akan tumbuh dengan normal jika kekurangan hormone pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan menyebabkan kerdil (kretinisme). Jika kelebihan hormon terjadi setelah dewasa, akan menyebabkan membesarnya bagian tubuh tertentu, seperti pada hidung atau telinga. Kelainan ini disebut akromegali.
- Hormon testosteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria.
- Hormon estrogen/progresteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya tanda tanda kelamin sekunder pada wanita.
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi karena aktivitas pembelahan sel di daerah meristem. Tumbuhan dapat mengalami pertumbuhan primer dan sekunder. Perkembangan pada tingkat seluler misalnya diferensiasi sel hasil pembelahan membentuk jaringan. Perkembangan tingkat organ ditandai dengan terbentuknya organ vegetatif, yaitu bunga, buah, dan biji. Pertumbuhan pada tumbuhan dapat berlangsung hampir seumur hidupnya.
Pertumbuhan Primer Pada Tumbuhan
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas jaringan meristem primer atau disebut juga meristem apikal. Titik tumbuh primer terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Jaringan meristem ini terdapat di ujung batang dan ujung akar. Akibat pertumbuhan ini, akar dan batang tumbuhan bertambah panjang. Pada titik tumbuh, pertumbuhan terjadi secara bertahap. Oleh karena itu daerah pertumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu daerah pembelahan, daerah perpanjangan, dan daerah diferensiasi.
Pertumbuhan Sekunder Pada Tumbuhan
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh aktivitas jaringan meristem sekunder. Contoh jaringan meristem sekunder adalah jaringan kambium pada batang tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Sel-sel jaringan kambium senantiasa membelah. Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem atau kayu sedangkan membelahan ke luar membentuk floem atau kulit kayu. Akibat aktivitas jaringan meristem pada kambium, diameter batang dan akar bertambah besar. Tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dapat dibedakan antara perkembangan fase embrionik dan fase pascaembrionik. Fase embrionik dimulai ketika terbentuk zigot hingga menjadi embrio. Fase pascaembrionik terjadi sejak hewan lahir atau menetas hingga menjadi dewasa. Pertumbuhan pada hewan hanya berlangsung sampai dengan usia tertentu.
Beberapa jenis hewan dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami metamorfosis dan metagenesis. Metamorfosis merupakan perubahan bentuk tubuh yang bertahap dari larva menjadi dewasa, di mana bentuk larva sering berbeda dengan bentuk dewasanya. Metagenesis merupakan pergiliran hidup antara fase seksual dan aseksual. Bentuk makhluk hidup antara fase seksual dan fase aseksualnya berbeda.
Berdasarkan prosesnya, metamorfosis serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
Metagenesis
Metagenesis adalah proses pergiliran hidup yaitu antara fase seksual dan aseksual. Hewan dan tumbuhan yang mengalami metagenesis akan mengalami dua fase kehidupan, yaitu fase kehidupan yang bereproduksi secara seksual. dan fase kehidupan yang bereproduksi secara aseksual.
Beberapa hewan tingkat rendah juga mengalami metagenesis, contohnya Obelia dan Aurelia.
Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Manusia
Pertumbuhan dan perkembangan manusia mengalami beberapa tahap, yaitu balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Pada usia remaja terjadi pubertas, yaitu perubahan menjadi dewasa. Pubertas ditandai dengan perubahan fisik dan psikis.
Pubertas secara fisik dapat dilihat dari perubahan tubuh, meliputi perubahan tanda kelamin primer dan sekunder. Perkembangan tubuh remaja laki-laki dan perempuan berbeda karena pengaruh hormon yang dihasilkan. Laki-laki menghasilkan hormon androgen, sedangkan perempuan menghasilkan hormon estrogen. Ciri-ciri pubertas secara fisik dapat diuraikan sebagai berikut.
Ciri kelamin primer
- Organ kelamin telah mampu memproduksi sel-sel kelamin. Laki-laki mulai menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan perempuan mulai menghasilkan sel telur di dalam indung telur (ovarium).
- Organ kelamin mulai berfungsi. Pada remaja laki-laki ditandai dengan pertama kali mengalami “mimpi basah” yang mengeluarkan sperma atau air mani. Pada perempuan ditandai dengan mengalami menstruasi yang pertama kali.
Ciri kelamin sekunder
Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan ciri-ciri kelamin sekunder sebagai berikut.
- Mulai tumbuh jakun.
- Perubahan suara menjadi lebih besar dan berat.
- Tumbuh kumis atau jenggot.
- Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ kelamin.
- Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol.
- Bahu melebar melebihi bagian pinggul.
- Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan poripori tampak membesar.
- Kadang-kadang diikuti dengan munculnya jerawat di daerah muka.
Pada remaja perempuan, pubertas juga ditandai dengan ciri kelamin sekunder sebagai berikut.
- Membesarnya payudara dan puting susu mulai timbul.
- Pinggul melebar.
- Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin.
- Suara lebih nyaring.
- Kadang-kadang diikuti munculnya jerawat di daerah muka.
Perubahan proporsi tubuh
Perubahan proporsi tubuh, tampak dari bertambahnya tinggi badan, berat badan, panjang kaki, dan tangan, sehingga ukuran seluruh badan bertambah.
Pubertas secara psikis
- Mencari identitas diri
- Mulai tertarik kepada lawan jenis